8 Kuliner Legendaris Kota Malang, Kera Ngalam Kudu Eroh

shares

Kuliner Legendaris Kota Malang

Malang sudah tidak asing lagi di telinga travelers. Pendakian Gunung Semeru, Bermain pasir di Bromo, menyusuri wisata bawah air di Sumber Sirah, atau kemping di Pantai Kondang Merak. Malang memang menjadi surganya para Travelers. 
Romantisme Bromo Dipagi Hari
Tapi semua itu belum cukup kalau kita tidak mampir untuk icip-icip kuliner di Kota Malang. Ada apa aja sih di Kota malang?


1. Es Krim Jaman Belanda di Toko Oen


"Welkom in Toko Oen". Singgah di Kota Malang wajib hukumnya mampir ke Toko Oen. Kelezatan es krimnya yang telah ada sejak 1930 menjadikan tempat kuliner ini melegenda. Hingga kini cita rasa es krimnya masih sama tak ada yang dirubah. Inilah yang menjadikan Toko Oen ini masih bertahan hingga saat ini. Toko Oen ini adalah tempat hangoutnya bangsawan Belanda pada masa lampau. Dan sampai saat ini, Toko Oen yang berlokasi di Jalan Basuki Rachmad (sekitar Alun alun Kotak Malang) ini sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Kesan klasik masih terlihat jelas dari asitektur bangunan yang tidak banyak mengalami perubahan. Desain interior dengan pintu dan jendela kaca besar, meja kursi rotan, dan sebuah piano tua yang akan membawa travelers pada suasana jaman Belanda.

2. Bakso "Jokowi" alias Bakso President


Seorang teman dari Jakarta yang mampir ke Bakso President benar-benar mengucapkanya, Bakso Jokowi. Bakso Malang President sudah ada sejak tahun 1977 dan hingga kini selalu ramai dikunjungi para pelanggan. Yang membedakan Bakso President dengan bakso lainnya adalah pada menunya. Bakso President memiliki beberapa variasi pilihan, antara lain bakso besar, bakso kecil, bakso urat, bakso telur, bakso goreng, bakso goreng panjang, bakso tulang muda, bakso goreng udang, siomay basah, siomay goreng, jeroan paru, dan lain-lain. Selain itu, yang paling ditunggu pelanggan Bakso President adalah kereta api lewat. Kenapa? Karena sensasi makan bakso tepat di pinggir rel kereta api membuat adrenalin memuncak akibat kepedesan dan goncangan kereta. 

3. Ronde Titoni


Sudah ada sejak tahun 1948, Ronde Titoni tiada dua. Ronde di warung ini dibagi menjadi 3 menu berbeda. Yaitu Ronde Basah, Ronde Kering, dan Ronde Campur. Sebentar, Ronde Kering? Baru dengar? hehe

Begini penjelasannya. Yang dimaksud ronde basah adalah ronde yang berisi bola-bola tepung ketan diisi kacang tanah lalu disiram dengan kuah jahe hangat. Kalau ronde kering, kuah diganti bubuk kacang, jadi seperti bola-bola gulung gitu. Sedangkan ronde campur adalah ronde kering yang kemudian disiram dengan kuah jahe. 

Pantai Kondang Merak, Malang Selatan 

4. Sate Bunul H. Paino


Satu lagi Kuliner legendaris Malang adalah Sate Bunul H. Paino. Warung sate ini mulai ada sejak 1973 dengan menu spesial sate dan gule kambing. Daging yang empuk serta bebas bau prengus, membuat Sate Bunul H. Paino selalu ramai pembeli. Travelers bisa pesan sate tanpa lemak lho, asik buat yang lagi diet. Lokasinya ada di Jalan Hamid Rusdi Timur Gang 4 No. 315, Blimbing, Malang, sebelah pasar Bunul Tepatnya. Masuk gang sempit. Tapi jangan memandang sebelah mata, pengunjungnya mobil-mobil semua lho. 

5. Warung Lama H. Ridwan

Warung makan satu ini bisa temukan di dalam Pasar Besar Malang tepatnya di lantai dasar. Usaha makanan yang bermula dari pikulan keliling di Pasar Besar Lama ini akhirnya mendiami salah satu los Pasar sejak tahun 1925. Warung Lama Haji Ridwan menyediakan  sajian makanan rumahan yang lezat. Mene andalan disini adalah Sate Komoh. Sate ini adalah sate daging bacem dengan bumbu rempah dan cabai. Selain Sate Komoh, di Warung Haji Ridwan ini juga menyajika menu sate usus yang diberi bumbu bacem.

6. Putu Lanang Celaket

Putu Lanang Celaket sudah dibuka mulai tahun 1935 oleh bu Soepijah. Sampai dengan saat ini warung Putu Lanang Celaket ini masih menjadi favorit banyak orang. Putu Lanang Celaket tak ubahnya kue putu lainnya, terbuat dari tepung beras, gula merah, dan kelapa. Istilah lanang digunakan untuk membedakan makanan ini dari putu ayu yang memiliki bentuk sangat berbeda.

Saran, untuk menikmati Putu Lanang Celaket, siapkan tenaga lebih dan daya tahan tubuh yang ekstra. Karena travelers harus berbaris antre panjang untuk mendapatkannya.

7. Rawon Rampal

Berdiri sejak tahun 1957, Rawon Rampal hampir tak pernah sepi pengunjung. Rawon racikan sang pendiri, almarhumah Mbah Syari’ah ini memang nomor wahid kelezatannya. Rahasia kelezatan Rawon Rampal adalah cara memasaknya yang masih menggunakan tungku kayu dan arang. Rasa dan aroma  yang di dapat akan jauh berbeda jika dimasak dengan gas elpiji. Bau asap yang khas membuat rawon ini makin sedap. Tentu menjadi keunggulan tersendiri, karena hampir tidak ada yang masih sabar dan teliti menggunakan cara memasak tradisional. Dan bagi penerus Rawon Rampal ini tak lagi sulit meski memasak dengan cara lama. 


8. Orem-Orem Khas Arema


Orem-orem khas Arema sudah berdiri sejak tahun 1995, dulunya mangkal di Jalan Jakarta, dekat pertigaan Jalan Pahlawan Trip dan Jalan Surabaya, tetapi sekarang menempati teras rumah di Jalan Blitar, sekitar 500 meter dari tempat lamanya. Pemiliknya Alex Suprapto mengatakan bahwa resep orem-orem masih sama seperti resep ibunya dulu.

Bagaimana? Tidak perlu bingung kalau travelers sedang berada di Kota Malang. Kuliner Legendaris Kota Malang siap memanjakan lidah travelers. 

Related Posts